Where The Heart Belongs

Keira S.
2 min readSep 22, 2023

--

cw // Yume! SopanLyn

“Aku kangen rumah.”

Manik heterokromianya menatap langit lepas, bertaburkan bintang-bintang yang memanjakan mata.

“Lalu, apa?” Tanya gadis di sebelahnya.

Ia mengulum senyum, “Lalu, aku ingin pulang ke rumah.”

“Ya sudah, ayo. kapan kau ingin pulang?”

Rambut cokelat yang tak tertutupi songket miliknya itu tertiup angin, “Sekarang,” ucapnya dengan lugas. Seakan tak ada keraguan dalam hatinya.

Gadis bermata karamel itu mengernyitkan dahi, ia membeo. Membuat sang pria tertawa karenanya. “Kau rumahku, Lyn. Aku ingin pulang ke rumah tempat hatiku kembali.”

Jemarinya yang kekar itu menggenggam erat tangan Lyn. Membawa sang gadis dalam pesona matanya yang sehangat angin mentari.

Kalau Lyn boleh bilang, kekasihnya tanpa songket biru-oranye miliknya tampak lebih menawan. Pancaran matanya yang teduh, wangi kayu manis menguar dari dirinya. Belum lagi helaian rambut putihnya yang ikonik selalu senang ia pandangi.

Karena itu, menatap kekasihnya, Sopan secara langsung cukup membuat pipinya merona. Terkadang, Lyn merutuki dirinya yang mudah sekali salah tingkah.

Pria di depannya itu terkekeh saat mengetahui jantungnya berdegup cepat. Sampai-sampai ia sendiri dapat merasakan betapa berantakan detak jantungnya.

“Jantungmu happy banget, ya?” Goda sang kekasih.

Dengan merengut, Lyn berseru kesal pada Sopan, “Berisik ah! Jangan gitu, aku malu, Pann!”

Sopan tertawa, hiasi angkasa dengan tawanya yang indah itu. Lyn menggembungkan pipinya, lalu kemudian ikut tertawa. Menyesuaikan gelombang tawanya dengan sang kekasih.

Menyampaikan pesan pada sungai susu. Agar para gemintang tahu, betapa manisnya pasangan yang kalahkan rasa kantuk mereka dengan pemandangan spektakuler milik sang malam. []

--

--

Keira S.
Keira S.

No responses yet